lintobaro
Loading...

Kemana Waktumu Dibuang? - Managing Al-waqt

Assalamualaikum.. "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan menge...



Assalamualaikum..

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-'Ashr, 1-3)

Sesungguhnya manusia diberi empat macam modal oleh Allah, yaitu fitrah, akal, Agama dan waktu. Dan modal waktu itu sesungguhnya telah diberi oleh Allah, hanya kita tidak tahu berapa lama waktu yang diberikan Allah, itu rahasia Allah. Kalau kita diberi modal waktu 70 tahun, maka Allah tidak akan menambahnya. Jika untung, maka beruntunglah perjalanan waktu kita, dan jadilah kita khusnul khatimah. Dan kalau rugi, maka rugilah perjalanan waktu kita, dan su'ul khatimah. Permasalahannya bagaimana cara kita me-manage waktu supaya menjadi khusnul khatimah, dan memperoleh hasanah fid dunya, hasanah fil akhirah, waqina 'azabannar.

Waktu bisa lebih berharga dari pada uang, bahkan sekarang keuntungan uang diperhitungkan dalam waktu. Semakin canggih sistem bisnis, semakin diperhitungkan dari sisi waktunya. Apabila waktu yang diberikan oleh Allah telah habis, “sedetikpun tidak akan bisa dimajukan ataupun dimundurkan”. (QS. Al-A’raf, 34).

Modal waktu yang telah Allah berikan harus diperhatikan betul, apa hasil yang ingin dicapai. di akhirat nanti ada sekelompok umat yang menyatakan, "Rabbi law laa akhkhartani ilaa ajalin qariib faashoddaqa wa akun minash shalihin", "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"(QS. Al-Munafiqun, 10). Penyesalan pada waktu itu adalah penyesalan yang percuma, karena sudah di Yaumul Mahsyar. Demikian pentingnya waktu, dan waktu itu tak lain adalah nasib kita sendiri. Maka Allah bersumpah, "Wal 'Asr", demi waktu. Allah juga bersumpah tentang waktu dengan sebutan, "Wad duha, Wal layli, Wal fajri". Ini menunjukkan betapa pentingnya persoalan waktu.

Demi waktu, sesungguhnya semua manusia, akan merugi dalam hal memanfaatkan waktu. Terkadang memang orang-orang kafir lebih bagus dalam me-manage waktu, sehingga dia beruntung. Tetapi beruntungnya hanya di dunia. Sebaliknya sekalipun dia seorang muslim, jika tidak pandai me-manage waktu, di dunia dia akan rugi, apalagi di akhirat nanti. Kalau orang kafir di akhirat rugi, mungkin di dunia dia beruntung, karena disiplin waktunya luar biasa. pengecualian dari kerugian adalah: "illallaziina aamanu wa 'amilus shalihati wa tawa saubil haqqi wa tawa saubis sabri", orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan landasan iman, kemudian menghabiskan waktu dengan amal-amal yang shalih, dan orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan saling memberikan nasehat dan kebenaran. Tidak bosan-bosannya dia menyampaikan kebenaran, dan di dalam menyampaikannya ada resiko, "watawa saubis sabri", dia harus bersabar.

Waktu adalah kehidupan kita sendiri. Menyia-nyiakan waktu sama dengan membunuh diri secara perlahan. Bukankah kita ini hanyalah terdiri atas himpunan waktu. Bila waktunya habis, kita akan mati. Hasan Al Basri pernah mengatakan, ''Anda hanyalah himpunan hari-hari yang terbilang. Bila sebagian hari telah pergi, maka ia akan lenyap semuanya". Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dalam kitab Sahih al Jami', Rasulullah SAW bersabda, "La tazula qaduma 'abdin hatta yus al 'an arba'in", 

Belum lagi telapak manusia yang mengantarkan kita di kuburan, saat dibaringkan dalam liang lahat, berangkat pulang, kita sudah ditanya 4 hal oleh Allah, salah satu diantaranya adalah UMUR. Umur yang diberikan Allah, kemana dihabiskan, kita dimintai pertanggungjawaban, tidak dibiarkan begitu saja oleh Allah.

Dalam sebuah Hadits dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, bahwa dalam hidup ini sesungguhnya ada dua nikmat yang sangat didambakan oleh manusia, tapi sering membuat lalai...

Pertama : Nikmat Sehat
Sekalipun mempunyai harta berlimpah, tetapi kalau sedang sakit akan merasa tidak enak.
Disamping itu justru dengan sehat itu kita bisa menambah nikmat Allah, yakni bisa mencari nafkah dan menikmati hidup.

Kedua : Nikmat Waktu Senggang
Walau kita harus me-manage waktu, tapi lebih penting lagi adalah me-manage waktu senggang. Yang dimaksud waktu senggang adalah celah-celah waktu diantara dua kesibukan. Misalnya, dalam Al Qur'an dikatakan, "Waja'alnal layla libasa, wan nahara ma'asa", "Kami jadikan waktu malam itu untuk kalian istirahat, dan kami jadikan waktu siang untuk kalian mencari penghidupan” (QS. An-Naba, 10-11). Secara sunah, memang tidak sehat kalau malam hari digunakan mencari rizki ada waktu-waktu malam dimana kita memiliki waktu senggang selaras dengan ini ada taujih dari Rasulullahi saw : Jagalah waktu muda sebelum datang masa tua. Jagalah kesehatan sebelum datang sakit. Peliharalah waktu, atur waktu dengan baik ketika memiliki kekayaan sebelum datang fakir. Aturlah waktu senggang sebelum datang waktu sibuk, dan jagalah waktu hidupmu, di manage-lah dengan baik, sebelum datang kematian (HR. Hakim) Agar kita tidak celaka saat dihisab, kita harus membagi waktu sesuai arahan Rasulullah SAW.
Dalam bab Al Muraqabah dan Al Muhasabah kitab Kanzul Umal disebutkan, ''Orang yang berakal hendaknya membagi waktunya menjadi empat : Waktu untuk bermunajat kepada Rabb-nya, waktu untuk melakukan muhasabah (introspeksi), waktu untuk merenungi ciptaan Allah SWT, serta waktu untuk keperluan makan dan minum".
Berdasar hadis tersebut, setiap Muslim yang ingin menyiapkan diri menghadapi hisab, wajib membagi waktunya dalam empat hal.

Pertama, waktu untuk bermunajat. Saat munajat, kita harus senantiasa meneliti kembali apakah yang kita lakukan ikhlas karena Allah SWT atau tidak.

Kedua, waktu untuk muhasabah. Setiap selesai berbuat sesuatu atau minimal saat menjelang tidur, sebaiknya kita melakukan muhasabah. Apakah kita sudah melaksanakan semua kewajiban? Apakah pelaksanaan kewajiban itu sudah sempurna sesuai syarat dan rukunnya? Apakah semua pekerjaan dan amal ibadah kita dilakukan dengan ikhlas?

Ketiga, waktu untuk merenungi semua ciptaan Allah SWT. Renungan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan keimanan kita. Dengan memikirkan dan merenungi diri dan semua ciptaan Allah SWT, kita akan lebih mengetahui kekuasaan Allah SWT dan keagungan-Nya.termasuk pada bagian ketiga ini adalah ketekunan kita menggali ilmu pengetahuan.

Keempat, waktu untuk memenuhi kebutuhan duniawi seperti untuk mencari nafkah, makan, minum, dan mengurusi keluarga. 
Kita adalah makhluk yang terdiri atas unsur materi dan rohani dengan komposisi yang seimbang. Unsur rohani memerlukan makanan dari apa yang diturunkan Allah SWT berupa agama-Nya. Sedangkan unsur materi berasal dari tanah, air, juga udara, maka ia memerlukan makanan dan minuman yang semuanya berasal dari saripati tanah. 

Ekstrapolasi point keempat ini adalah pada kerja besar umat Islam dalam membangun peradaban yang diridhi Allah. Muslim yang hakiki hendaknya membagi waktunya secara proporsional untuk empat hal tersebut agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Kita tidak boleh tenggelam dalam ibadah mahdhah saja dengan mengesampingkan yang lainnya.

Demikianlah beberapa renungan tentang al-waqt. Sekedar penutup, banyak sekali pekerjaan2 umat Islam saat ini baik dalam skala individu, keluarga, masyarakat dan di panggung peradaban dunia. Semoga kita pandai me-manage waktu kita, menunaikan semua hak waktu yang ada pada diri kita. Wa Allahu a'lamu bish shawwab.

Rohis 8382134553914561530

Posting Komentar Default Comments Disqus Comments

emo-but-icon

Beranda item

Facebook

Statistics

Total Tayangan Halaman